Analisi adalah kemampuan
mengurai sebuah fakta/kejadian hingga menjadi satuan-satuan terkecil dan
menjadi bagian-bagian dari kelompoknya. Mengkategorikan berdasarkan kelompok
akarnya sehingga jelas pada asal muasalnya hingga tidak bisa diklaim sebagai
bagian dari yang lainnya berdasarkan pengetahuan yang melakukan analisis.
Organisasi adalah
sekelompok orang yang menyatakan dirinya bagian dari yang lain demi mencapai
tujuan berama, selain itu organisasi sebagai wadah bagi penyaluran kratifitas
penghuninya agar terus berkembang. Menggali potensi kemanusiaan yang sadar
bersentuhan dengan yang lainnya dan maju dengan terusmengembangkan pengetahuan
secara bersama-sama. Tidak sedikit yang mengorbankan segala demi untuk
berorganisasi, demi organisasi, atas nama berorganisasi, betulah orang yang
sudah kecanduaan berorganisasi.
Analisis SWOT
Analisis SWOT sudah tidak
asing lagi bagi aktivis, tentunya bagi aktifis beneran bukan aaktivisan. Analis
ini biasa dilakukan untuk mengelolaorganisasi baik terhadap potensi anggota
yang dipimpinnya berbentuk SDMnya, maupun segala yang dipunya SDA nya. Bahkan
analisis SWOT ini digunakan organisasi dalam mengambil kebijakan organisasi.
Kalau begitu mari kita bahas apa yang dinamakan dengan SWOT itu?
Baik, secara sederhan SWOT
itu merupakan akronim dari Strength,
Weakness, Opportunity, and Threat. Minimalnya kita tau ini aja supaya tidak katro ketika
ditanya baik oleh kalangan berpendidikan bahkan selain yang berpendidikan,
lebih jauhnya kita mampu menguraikan/menjelaskan peran dan pungsinya.
Strength (kekuatan)
Dalam berorganisasi modal Strength ini yang merupakan kekuatan intern
yang penting dimiliki
dan dikembangkan. Modal itu bisa berupa SDM yang kredibel, sarana dan
prasarana, juga kemampuan
manajerial dari panglima (ketua-red)/pimpinan organisasi.
Weakness (kelemahan)
Begitupun yang mesti diperhatikan dengan kesungguhan dan
penanganan yang serius. Karena si “W” ini merupakan kelemahan yang ada saat ini
dan dapat menghambat perkembangan, seperti ketidakmampuan manajerial dan
pembukuan, kurang intensitasnya pembinaan anggota dan crew/pengurus yang
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
a. Kemampuan pengurus dalam mengelola
organisasinya yang dirasa masih lemah seperti kurangnya loyalitas.
b. Lokasi yang kurang strategis yang akibatnya
anggota maupun pengurus males aja bawaannya nginjekin kakinya di sekre.
c. Masa bakti dan kesempatan aktif pengurus
menyebabkan program kerja hanya berorientasi jangka pendek, sehingga setiap
tahun harus terjadi transfer informasi dan proses belajar kembali dari awal
Selain itu juga Kegiatan pelatihan, pendidikan
dan informasi yang masih sangat kurang padahal karakteristik pengurus yang
selalu berganti-ganti dari tahun ke tahun menyebabkan perlunya pendidikan dan
pelatihan yang berkesinambungan. Sedang anggota juga punya hak untuk
mendapatkan informasi yang terus menerus tentang banyak hal seputar keberadaan
organisasinya.
Opportunity (peluang)
Mari....ini dia si “O” membawa kesempatan yang ada diluar
(peluang) yang mampu memberikan dukungan dalam meningkatkan mutu organisasi
kita. Kita musti tahu apakah organisasi kita punya peluang nggak dimasyarakat
kampus (minimalnya) untuk bisa menunjukkan kehebatan organisasi kita (ceilee …)
Perlindungan dan kebijakan dari akademik yang mendukung seperti pemberian
lokasi yang strategis, pembina yang qualified , dan kesempatan menghirup udara
kampus pun bagian dari peluang itu sendiri. So…if kita bisa memanfaatkan si “O”
ini yakin deh kita nggak bakal ditinggalin ama anggota kita.
Threat (Ancaman)
Hmmz...kadang sih usaha yang kita lakuin untuk majuin
organisasi tuh nggak mulus-mulus banget kaya mobil keluaran terbaru yang habis
dipoles pake “semir” kelas atas. Ada
aja ancaman dari luar yang dapat menghambat proses pengembangan organisasi yang
kita ikuti, kayak pandangan sinis dari organisasi lain yang nggak suka kita ada
di kampus (jangan gitu ya… nggak baik tuh, kalo’ mau bersaing ya … yang
sehat-sehat aja), kadang juga kebijakan rektorat yang kurang mendukung ama
acara yang kita selenggarain, eh udah gitu intervensi pula (mending kalo
ngedukung!). Persoalan ekonomi yang kurang mendukung saat ini pun jadi masalah
bagi kehidupan organisasi ditambah dengan berkembangnya paham individualisme
dilingkungan masyarakat kampus. (wah kompakkan lagi dong biar rame).
Strategi Pengembangan
Setelah kita tahu, potensi
kita maka secara garis besar ada tiga strategi besar yang ditawarkan agar
organisasi kita bisa tetap eksis dalam kancah bermasyarakat dikampus, yaitu
menyangkut pembinaan, kepengurusan dan keanggotaan.
Pembinaan
Bentuk kegiatannya dapat berupa penyuluhan, training,
work shop, lokakarya, dan asistensi. Sedangkan metode yang digunakan berupa :
1. Bimbingan dan penyuluhan
2. Pendidikan dan latihan
3. Penelitian dan pengkajian
4. Pusat informasi dan dokumentasi
5. Kerjasama dan kemitraan dengan pihak lain
kayaknya nggak salah tuh.
Kepengurusan
Hakikat pengurus harus mampu menjadi
1. Komunikator
2. Emansipator
3. Inovator
4. Fasilitator
5. Motivator yang merangsang anggota untuk :
berhasrat untuk mengetahui untuk berprestasi, menciptakan jiwa berlomba secara
sehat, memberikan pujian dan teguran yang konstruktif.
Pengurus harus berupaya seoptimal mungkin untuk
menjalin kerjasama yang berupa studi banding maupun yang berupa kerja bareng
ama organisasi lain.
Keanggotaan
Berupa partisipasi yang berwujud :
1. Perasaan kelompok yang kuat
2. Menyumbangkan pikiran dan ide untuk rencana
organisasi
3. Menawarkan dan mempertahankan sikap-sikap
mental yang baru,
4. Melebur diri dengan organisasi secara kaffah.
Dengan mengkolaborasikan
ketiga strategi pengembangan tersebut secara bijaksana diharapkan kekuatan yang
dimiliki organisasi mampu menyokong cita-cita, mampu mengatasi kelemahan yang
dimiliki, dan dapat mengambil peluang serta meminimalisasi ancaman yang menghadang,
sehingga pemberdayaan anggota bisa memberikan kontribusi terhadap perkembangan
organisasi yang kita cintai.
No comments:
Post a Comment