Sunday, December 13, 2015

ANALISIS SWOT DALAM MENGELOLA ORGANISASI



Analisi adalah kemampuan mengurai sebuah fakta/kejadian hingga menjadi satuan-satuan terkecil dan menjadi bagian-bagian dari kelompoknya. Mengkategorikan berdasarkan kelompok akarnya sehingga jelas pada asal muasalnya hingga tidak bisa diklaim sebagai bagian dari yang lainnya berdasarkan pengetahuan yang melakukan analisis.

Organisasi adalah sekelompok orang yang menyatakan dirinya bagian dari yang lain demi mencapai tujuan berama, selain itu organisasi sebagai wadah bagi penyaluran kratifitas penghuninya agar  terus berkembang.  Menggali potensi kemanusiaan yang sadar bersentuhan dengan yang lainnya dan maju dengan terusmengembangkan pengetahuan secara bersama-sama. Tidak sedikit yang mengorbankan segala demi untuk berorganisasi, demi organisasi, atas nama berorganisasi, betulah orang yang sudah kecanduaan berorganisasi.

Analisis SWOT


Analisis SWOT sudah tidak asing lagi bagi aktivis, tentunya bagi aktifis beneran bukan aaktivisan. Analis ini biasa dilakukan untuk mengelolaorganisasi baik terhadap potensi anggota yang dipimpinnya berbentuk SDMnya, maupun segala yang dipunya SDA nya. Bahkan analisis SWOT ini digunakan organisasi dalam mengambil kebijakan organisasi. Kalau begitu mari kita bahas apa yang dinamakan dengan SWOT itu?

Baik, secara sederhan SWOT itu merupakan akronim dari Strength, Weakness, Opportunity, and Threat. Minimalnya kita tau ini aja supaya tidak katro ketika ditanya baik oleh kalangan berpendidikan bahkan selain yang berpendidikan, lebih jauhnya kita mampu menguraikan/menjelaskan peran dan pungsinya.

Strength (kekuatan)

Dalam berorganisasi modal Strength ini yang merupakan kekuatan intern yang penting dimiliki dan dikembangkan. Modal itu bisa berupa SDM yang kredibel, sarana dan prasarana, juga kemampuan manajerial dari panglima (ketua-red)/pimpinan organisasi.

Weakness (kelemahan)

Begitupun yang mesti diperhatikan dengan kesungguhan dan penanganan yang serius. Karena si “W” ini merupakan kelemahan yang ada saat ini dan dapat menghambat perkembangan, seperti ketidakmampuan manajerial dan pembukuan, kurang intensitasnya pembinaan anggota dan crew/pengurus yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
a.       Kemampuan pengurus dalam mengelola organisasinya yang dirasa masih lemah seperti kurangnya loyalitas.
b.      Lokasi yang kurang strategis yang akibatnya anggota maupun pengurus males aja bawaannya nginjekin kakinya di sekre.
c.       Masa bakti dan kesempatan aktif pengurus menyebabkan program kerja hanya berorientasi jangka pendek, sehingga setiap tahun harus terjadi transfer informasi dan proses belajar kembali dari awal
Selain itu juga Kegiatan pelatihan, pendidikan dan informasi yang masih sangat kurang padahal karakteristik pengurus yang selalu berganti-ganti dari tahun ke tahun menyebabkan perlunya pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan. Sedang anggota juga punya hak untuk mendapatkan informasi yang terus menerus tentang banyak hal seputar keberadaan organisasinya.

Opportunity (peluang)

Mari....ini dia si “O” membawa kesempatan yang ada diluar (peluang) yang mampu memberikan dukungan dalam meningkatkan mutu organisasi kita. Kita musti tahu apakah organisasi kita punya peluang nggak dimasyarakat kampus (minimalnya) untuk bisa menunjukkan kehebatan organisasi kita (ceilee …) Perlindungan dan kebijakan dari akademik yang mendukung seperti pemberian lokasi yang strategis, pembina yang qualified , dan kesempatan menghirup udara kampus pun bagian dari peluang itu sendiri. So…if kita bisa memanfaatkan si “O” ini yakin deh kita nggak bakal ditinggalin ama anggota kita.

Threat (Ancaman)

Hmmz...kadang sih usaha yang kita lakuin untuk majuin organisasi tuh nggak mulus-mulus banget kaya mobil keluaran terbaru yang habis dipoles pake “semir” kelas atas. Ada aja ancaman dari luar yang dapat menghambat proses pengembangan organisasi yang kita ikuti, kayak pandangan sinis dari organisasi lain yang nggak suka kita ada di kampus (jangan gitu ya… nggak baik tuh, kalo’ mau bersaing ya … yang sehat-sehat aja), kadang juga kebijakan rektorat yang kurang mendukung ama acara yang kita selenggarain, eh udah gitu intervensi pula (mending kalo ngedukung!). Persoalan ekonomi yang kurang mendukung saat ini pun jadi masalah bagi kehidupan organisasi ditambah dengan berkembangnya paham individualisme dilingkungan masyarakat kampus. (wah kompakkan lagi dong biar rame).

Strategi Pengembangan

Setelah kita tahu, potensi kita maka secara garis besar ada tiga strategi besar yang ditawarkan agar organisasi kita bisa tetap eksis dalam kancah bermasyarakat dikampus, yaitu menyangkut pembinaan, kepengurusan dan keanggotaan.

Pembinaan

Bentuk kegiatannya dapat berupa penyuluhan, training, work shop, lokakarya, dan asistensi. Sedangkan metode yang digunakan berupa :
1.      Bimbingan dan penyuluhan
2.      Pendidikan dan latihan
3.      Penelitian dan pengkajian
4.      Pusat informasi dan dokumentasi
5.      Kerjasama dan kemitraan dengan pihak lain kayaknya nggak salah tuh.

Kepengurusan

Hakikat pengurus harus mampu menjadi
1.      Komunikator
2.      Emansipator
3.      Inovator
4.      Fasilitator
5.      Motivator yang merangsang anggota untuk : berhasrat untuk mengetahui untuk berprestasi, menciptakan jiwa berlomba secara sehat, memberikan pujian dan teguran yang konstruktif.

Pengurus harus berupaya seoptimal mungkin untuk menjalin kerjasama yang berupa studi banding maupun yang berupa kerja bareng ama organisasi lain.

Keanggotaan

Berupa partisipasi yang berwujud :
1.      Perasaan kelompok yang kuat
2.      Menyumbangkan pikiran dan ide untuk rencana organisasi
3.      Menawarkan dan mempertahankan sikap-sikap mental yang baru,
4.      Melebur diri dengan organisasi secara kaffah.

Dengan mengkolaborasikan ketiga strategi pengembangan tersebut secara bijaksana diharapkan kekuatan yang dimiliki organisasi mampu menyokong cita-cita, mampu mengatasi kelemahan yang dimiliki, dan dapat mengambil peluang serta meminimalisasi ancaman yang menghadang, sehingga pemberdayaan anggota bisa memberikan kontribusi terhadap perkembangan organisasi yang kita cintai.

No comments:

Post a Comment